Fawaid 10. BOLEHKAH SESEORANG MENGALIHKAN HUTANGNYA KEPADA ORANG LAIN?
_Alhamdulillah Wa Sholatu Wa Salamu Ala Rosulillah. Amma Ba'du..._
Dalam Bahasa Fiqih Seorang Mengalihkan Hutang kepada Orang Lain di Sebut *HIWALAH* Atau Mengalihkan Hutang Kita Kepada Orang Lain HUKUMNYA BOLEH Secara FIQIH,
Adapun Perinciannya Sebagai Berikut;
Bapak A (di Sebut Muhiil), Punya Hutang Kepada Bapak B (Di Sebut Muhtal), Sebesar Rp 1,000,000, Kemudian Bapak C (Di Sebut Muhaalun Alaihi) Punya Hutang Yang Kepada A Sebesar Rp 1,000,000 juga.
Dalam Keadaan Tertentu Jika B Menagih A, Maka Bapak A Boleh Berkata, Bapak C Punya Hutang Kepada Ana (A) Sebesar Rp 1,000,000 _*Mau Tidak Hutang Ana, Ana Alihkan ke bpk C?*_ Maka Hukumnya Boleh dan Sah Jika B menerima Akad itu, dengan Beberapa Syarat;
1⃣. Nominal Hutang C Kepada A Lebih Besar Dari Hutang A kepada B, atau Minimal Sama
2⃣. Harus Ada Keridhoan dari B, Bahwa Hutang A di Alihkan ke C, Adapun C Tidak Ridho dengan Kesepakatan ini maka tidak masalah, Mengapa? Karena dia Tetap Punya Kewajiban Membayar Baik Kepada A maupun B.
3⃣. Jika C Kabur Setelah Menerima Hiwalah ini, Maka B Tidak Berhak Lagi Menagih A, karena Hutang Sudah berpindah kepada C.
*©Indahnya Islam Dalam Bermuammalah©*
#Fiqih_Untuk_Pemula
#Komunitas_Pecinta_Ilmu
#MADINA
_Bogor, 29 November 2017_
_Pembina Grup FUP dan KPI_
_*✍🏻 Nur Ahmad*_
Dalam Bahasa Fiqih Seorang Mengalihkan Hutang kepada Orang Lain di Sebut *HIWALAH* Atau Mengalihkan Hutang Kita Kepada Orang Lain HUKUMNYA BOLEH Secara FIQIH,
Adapun Perinciannya Sebagai Berikut;
Bapak A (di Sebut Muhiil), Punya Hutang Kepada Bapak B (Di Sebut Muhtal), Sebesar Rp 1,000,000, Kemudian Bapak C (Di Sebut Muhaalun Alaihi) Punya Hutang Yang Kepada A Sebesar Rp 1,000,000 juga.
Dalam Keadaan Tertentu Jika B Menagih A, Maka Bapak A Boleh Berkata, Bapak C Punya Hutang Kepada Ana (A) Sebesar Rp 1,000,000 _*Mau Tidak Hutang Ana, Ana Alihkan ke bpk C?*_ Maka Hukumnya Boleh dan Sah Jika B menerima Akad itu, dengan Beberapa Syarat;
1⃣. Nominal Hutang C Kepada A Lebih Besar Dari Hutang A kepada B, atau Minimal Sama
2⃣. Harus Ada Keridhoan dari B, Bahwa Hutang A di Alihkan ke C, Adapun C Tidak Ridho dengan Kesepakatan ini maka tidak masalah, Mengapa? Karena dia Tetap Punya Kewajiban Membayar Baik Kepada A maupun B.
3⃣. Jika C Kabur Setelah Menerima Hiwalah ini, Maka B Tidak Berhak Lagi Menagih A, karena Hutang Sudah berpindah kepada C.
*©Indahnya Islam Dalam Bermuammalah©*
#Fiqih_Untuk_Pemula
#Komunitas_Pecinta_Ilmu
#MADINA
_Bogor, 29 November 2017_
_Pembina Grup FUP dan KPI_
_*✍🏻 Nur Ahmad*_
0 Response to "Fawaid 10. BOLEHKAH SESEORANG MENGALIHKAN HUTANGNYA KEPADA ORANG LAIN?"
Post a Comment